Rabu, 20 Juni 2018

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Manajemen adalah proses perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penataan staf (stafing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating). Kegiatan ini secara tidak sadar telah kita lakukan dan bahkan sering kita lakukan, hanya saja kita belum menetahui konsep menejemen ini. Coba kita bayangkan, ketika kita hendak menyelenggarakann sesuatu, lalu apa yang kita lakukan?, sudah pasti kita melakukan perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penataan staf (stafing), memimpin (leading), membarikan motivasi (motivating) walaupun kita tidak sadar. Maka dari itu pratek manajemen itu scopnya sangat luas dan ilmu manajemen sangatlah penting bagi instasi atau organisai agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Maka dari itu kami akan menyusun materi tentang manajemen yang meliputi: penertian manajemen pendidikan islam, konsep dasar manajemen pendidikan islam, fungsi dan tujuan manajemen pendidikan islam dan urgensi manajemen pendidikan islam. Dengan harapan bagi pembaca makalah ini dan khususunya para Mahasiswa STAIDA dapat menguasai ilmu manajemen pendidikan ilsam serta dapat mengaplikasikan pada lingkunganya.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian manajemen pendidikan islam?
2.      Bagaimanakah konsep dasar manajemen pendidikan isalam?
3.      Apakah fungsi dan tujuan manajemen pendidikan islam?
4.      Bagaimanakah urgensi manajemen pendidikan islam?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
            Dalam kamus ilmiah management diartikan dengan arti pengelolaan.[1]
Secara etimologi, “manajemen” berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
1.      Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (hasibuan)
2.      Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang digunakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya.”(gr terry)
3.      Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan,dan pengendalian.”(harald koont dan o’donnei)
4.      Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktifitas-aktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.”(andrew f. Sikuta)

     Kendatipun definisi manajemen belum disepakati secara universal, namun terdapat kesamaan bahwa manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan yang digunakan disini adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajemen disini dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponenya menamoilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengan aspek organisasi (orang-struktu-tugas-teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek satu dengan aspek yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem. Dengan demikian, manajemen adalah meliputi; 1) adanya suatu proses, 2) adanya tujuan yang hendak dicapai, 3)proses melalui pelaksanaan pencapaian tujuan dan 4) tujuan dicapai melalui orang lain.

     Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa manajemen dapat berjalan dengan baik apabila: (a) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, (b)perpaduan antara ilmu dan seni, (c) proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi, (d) dapat diterapkan jika ada dua atau lebih melakukan kerja sama dalam satu organisasi, (e) didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggungjawab, (f) terdiri dari beberapa fungsi ( planing, organizing, motivating, actuating, fasilitating, empowering, controling, dan evaluation), (g) merupakan alat untuk mencapai tujuan.[2] Dengan menjadikan islam sebagai landasan dan pemandu dalam praktik operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi (pendidikan islam) dalam berbagai jenis dan bentuknya yang intinya berusaha untuk membantu seseorang atau sekelompok siswa dalam menanamkan ajaran dan atau menumbuhkankembangkan nilai-nilai isalm.[3]

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
     Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerjasama.menurut luther gulick dalam nanang fattah (1996 :2) manajemen memenuhi syarat sebagi ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif. Selanjutnya bahwa perjalanan suatu ilmu, teori-teori manajemen yang ada diuji dengan pengalaman.
     Evolusi konsep, ide, pemikiran tentang manajemen bermula pada tahun 5.000 SM di mesir. Pada masa itu, orang menggunakan cacatan tertulis untuk perdagangan dan pemerintahan. Pada tahun 300 SM -300 masehi masyarakat roma memanfaatkan komunikasi efektif dan pengendalian terpusat untuk efektifitas dan efisiensi. Tahun 1500 M machiavelli membuat pedoman pemanfaatan kekuasaan. Tahun 1776 M adam smith menyatakan bahwa pembagian kerja titik kunci badan usaha. Kemudian 1841-1925 M henry fayol mengemukakan pentingnya administrasi. Menurut gulick manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan memberi kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakan-tindakanya.

MANAJEMEN SEBAGAI KIAT ATAU SENI
     Manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. (the art of getting things done through people). Definisi ini perlu mendapat perhatian karena berdasarkan kenyataan, manajemen mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Hal senada juga diungkapkan henri M. Botinger, manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu:pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen. Oleh karena itu, keterampilan perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti halnya melatih seniman. Pada masa yang akan datang ada kemungkinan bidang manajemen akan lebih banyak menyerupai seni dari pada ilmu. Semakin banyak belajar tentang manajemen, dalam banyak hal dapat memperoleh informasi tentang seperangkat tindakan. Demikian pula dalam hal hubungan antar manusia, struktur sosial, dan organisasi menurut seorang manajer memahami ilmu perilaku yang mendasari manajemen. Akan tetapi, sebelum pengetahuan tersebut dikuasai, manajer harus bergantung pada intuisinya sendiri (karena informasi tidak memadai) dan melakukan penilaian sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan banyak aspek manajemen yang telah menjadi ilmiah, tetapi masih banyak unsur-unsur manajemen yang tetap merupakan kiat tersendiri seorang manajer.

MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
     Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Persyaratan suatu profesi menghendaki berbagai kompetensi sebagai dasar keahlian khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah, dan memiliki kode etik.
     Demikian halnya dengan manajemen sebagai suatu profesi dituntut persyaratan tertentu. Seorang profesional menurut robert L. Katz dalam nanang fattah, harus mempunyai kompetensi: konseptual, sosial (hubungan manusiawi), dan technical. Kemampuan konsep adalah kemampuan mempersepsikan organisasi sebagai suatu sistem, memahami perubahan pada setiap bagian berpengaruh pada setiap organisasi. Kemampuan mengkoordinasikan semua kegiatan dan kepentingan organisasi. Kemampuan ini diperlukan agar manajer mampu bekerja sama dan memimpin kelompoknya dengan memahami anggota sebagai individu dan kelompok. Sedangkan kemampuan teknik dan kemampuan menggunakan alat, prosedur dan teknik bidang khusus, misalnya teknik penyusunan program anggaran.
     Seorang manajer profesional dibutuhkan oleh masyarakat/konsumen dan pemerintah dan prestasinya, sehingga atas dasar prestasi itu ia dibayar eksistensinya. Demikian pula manajemen profesional memerlukan kode etik untuk ditaati. Kode etik itu dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang dilayani(klien), dan melindungi anggota atas perlakuan dari luar yang merugikan/mengganggu.[4]

B.     Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Islam

            Menurut srode dan voich (1986), bahwa kerangka dasar manajemen meliputi: philoshopy, asumtions, principles, and theory, which are basic to the study of nay discipline of management. Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berfikir praktis.bagi seorang manajer falsafah merupakan cara berfikir yang telah terkondisikan dengan lingkungan, perangkat organisasi, nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari tanggung jawab seorang manajer. Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi-asumsi tentang lingkungan, peran organisasinya, dan dari asumsi-asumsi ini lahir prinsip-prinsip yang dihubungkan dengan kerangka atau garis besar untuk bertindak. Seperangkat prinsip yang berkaitan satu sama lain dikembangkan dan diuji dengan pengalaman sebelumnya menjadi suatu teori. Untuk seoraang manajer, suatu teori tentang manajemen sangat berfungsi dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul.
Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prisip-prinsip, dan teori tentang manajemen merupakan manajerial yang harus dipahami dan dihayati oleh manajer.

ESENSI FALSAFAH MANAJEMEN
            Setiap pengetahuan, termasuk pengetahuan manajemen mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan manajemen tersebut disusun. Ketiganya merupakan suatu sistem yang sangat berkaitan. Didalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berfikir efektif dalam memecahkan masalah-masalah manajemen. Ini merupakan hakekat manajemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam memecahkan organisasi berdasarkan pendekatan yang intelegen.

ESENSI TEORI MANAJEMEN
            Teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan prilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi,  Produktifitas, dan kepuasan. Karakteristik teori manajemen secara garis besar dapat dinyatakan: 1) mengacu pada pengalaman empirik, 2) adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori lain, 3) mengakui kemungkinan adanya penolakan.
            Didalam proses manajemen digambarkan fungsi-fungsi manajemen secara umum yang ditampilkan kedalam perangkat organisasi dan mulai dikenal sebagai teori klasik. Menurut teori klasik pilar-pilar manajemen klasik terdiri dari 4 pilar, yaitu: pembagian kerja, proses skala fungsi-fungsi, struktur, dan tentang pengawasan.

ESENSI PRINSIP MANAJEMEN
            Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktek manajemen antara lain: 1) menentukan cara/ metode kerja; 2) pemilihan kerja dan pengembangan keahlian; 3) pemilihan prosedur kerja; 4) menentukan batas-batas tugas; 5) mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas; 6) melakukan pendidikan dan latihan; 7) menentukan sistem dan besarnya imbalan. Semua itu dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.
            Menurut fayol, ada sejumlah prinsip dalam manajemen, yaitu ; pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/organisasi dari pada kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai saklar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok.
            Keempat belas prinsip dasar tersebut dijadikan patokan dalam manajemen yang berorientasi kepada sasaran (management by objectives- MBO), manajemen berorientasi kepada orang (management by people / MBP), manajemen yang berorientasi kepada struktur (management by technique/ MBT), dan manajemen yang berdasarkan kepada informasi (management by information/ MBI) atas management information system (MIS).[5]

C.    Fungsi Atau Tujuan Manajemen Pendidikan Islam
            Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan seorang manajer/pempinan, yaitu: perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penataan staf (stafing), memimpin (leading), membarikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilitasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
            Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini dengan mengacu kepada visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Disamping itu juga dengan mengkaji kekuatan dan kelemaha organisasi, menentukan kesempatan dan kelemahan (SWOT analysis), menentukan keinginan dan kebutuha organisasi (needs assesment), memperhatikan kebutuhan para pengguna (stake holder analysis), memperhatikan issu-issu yang strategis (issue strategic analysis), dan menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program (planing strategic). Semua ini dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.
            Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi kedalam fungsi garis, staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang. Sedangkan struturnya dapat horizontal dan vertikal. Pengorganisasian ini untuk memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana.
            Fungsi motivating sangat penting dalam menjalankan roda organisasi. Motivasi merupakan dorongan untuk membuat, untuk menjalan program dan untuk bangkit dari keterpurukan. Motivasi yang kuat dalam menjalankan suatu program merupakan modal dalam mencapai keberhasilan suatu program.
            Fungsi pengarahan meliputi pemberian pengarahan kepada staff. Sebuah program yang sudah masuk dalam perencanaan tidak dibiarkan begitu saja berjalan tanpa arah tetapi perlu pengarahan agar dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan dapat mencapai hasil sesuai dengan target yang ditetapkan.
            Fungsi facilitating meliputi pemberian fasilitas dalam arti luas, yakni memberi kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang. Ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dan diberi ruang untuk dapat dilaksanakan.
            Fungsi empowering meliputi pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh lembaga. Potensi SDM yang ada harus selalu di optimalkan fungsinya agar bermanfaat bagi pengembangan program organisasi. Fungsi empowering ini memandang bahwa semua staff pada dasarnya memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya, apabila diberi kesempatan untuk berkembang.
            Fungsi memimpin menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerjasama.
            Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan dilakukan seiring dengan proses, sejak awal sampai akhir. Oleh karena itu pengawasan juga meliputi monitoring dan evaluasi. Kegiatan  ini sangat erat kaitanya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektifitas manajemen dapat diukur[6].
D.    Urgensi Studi Tentang Manajemen Pendidikan Islam
Studi tentang manajemen pendidikan islam menjadi sangat urgent ketika melihat realitas lembaga-lenmbaga pendidikan islam dihadapkan dengan tantangan yang berkembang di masyarakat. Menurut bebebrapa pengamat, sebagian besar lembaga pendidikan islam masih menghadapi problem internal kelembagaan sementara tantangan yang dihadapi meskipun berat. Keadaan demikian menuntut kajian yang mendalam yang terkait dengan proses manajerial dan pengelolaan lembaga agar dapat mengatasi problem internal dan dapat merespon perkembangan yang terjadi.
Kondisi internal kelembagaan dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam yang menjadikan studi tentang manajemen pendidikan islam menjadi penting dan urgent akan diuraikan sebagai berikut:
a.       Problem internal kelembagaan
Sebenarnya jika dilihat dari potensiynag ada lembag-lembaga pendidikan islam memiliki kekuatan yang sangan besar, tetapi para pengelola lembaga belum bisa memanfaatkan sumber-sumber kekuatan tersebut secara maksimal hal itu didasari karena belum brjalannya fungsi-fungsi manajerial dengan baik.jika diindentifikasi kekuatan dan potensi tersebut antara lain: pertama, pendidikan islam memiliki akar budaya yang kuat, pendidikan islam lahir dan berkembang dalam masyarakat dan sudah menjadi milik masyarakat, baik pendidik dalam bentuk pesantren maupun madarasah. Kedua,potensi mayoritas penduduk bangsa indonesia adalah kalangan muslim yang mempunyai ikatan emosional dengan simbol-simbol keagamaan. Ketiga, secara politis pendidikan islam memiliki peluang besar karena birokrat dan elit politik sebagaian besar adalah santri yang memiliki sense dan kepedulian terhadap pendidikan islam.
b.      Tantangan dan peluang lembaga pendidikan islam
Jika dari kencenderungan atu gejala sosial baru yang terjadi dimasyarakat akhir-akhir ini yang berimplikasi pada tuntutan dan harapan tentang model pendidikan yang mereka harapkan, maka sebenarnya lembaga pendidikan islam memiliki pontensi peluang besar untuk menjadi alternatif pendidikan masa depan. Kecenderungan tersebut antara lain sebagai berikut: pepertama, terjadinya mobilitas sosial, yakni munculnya masyarakat menengah baru terutama kaum intelektual yang akhir-akhr ini mengalami perkembangan pesat. Kedua, munculnya kesadaran baru dalam beragama (santrinisasi), terutama dalam masyarakat perkotaaan. Ketiga, arus modernisasi dan globalisasi dengan demikian cepat perlu disikapi secara arif. Medernisai dengan berbagai macam dampaknya perlu disiapkan manusia-manusia yang memiliki dua kopentensi sekaligus: yakni ilmu pengetahuan dan teknololgi (iptek) dan nilai-nilai spiritualitas keagamaan (IMTAQ).
Melihat kecenderungan diatas, maka pendidikan islam memiliki peluang cukup besar untuk menjadi alternatif pilihan pendidikan masa depan, tetapi, persoalannya kembali pada lembaga-lembaga pendidika n islam tersebut apakah mampu merespon kecenderungan itu dan secera internal menegembangkan sistem manajemen yang perpesional.[7]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahawa manajemen pendidikan islam adalah proses ( planing, organizing, motivating, actuating, fasilitating, empowering, controling, dan evaluation), untuk mencapai tujuan, dengan menjadikan islam sebagai landasan dan pemandu dalam praktik operasionalnya.
Sedangkan fungsi manajemen pendidikan islam adalah perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penataan staf (stafing), memimpin (leading), membarikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilitasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controling).
Sedangkan urgensi manajemen pendidikan islam adalah pendidikan islam memiliki peluang cukup besar untuk menjadi alternatif pilihan pendidikan masa depan, tetapi, persoalannya kembali pada lembaga-lembaga pendidika n islam tersebut apakah mampu merespon kecenderungan itu dan secera internal menegembangkan sistem manajemen yang perpesional.


DAFTAR PUSTAKA
Rajasa, Sutan, Kamus Ilmiah Populer,Surabaya:Karya Utama, Tt.
Supriyanto, Triyo, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung:Refika Aditama,2008.
Syukur, fatah, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Maadrasah, Semarang :Pustaka Riski Putra, 2011.
Yamin, Martinis Dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas,Jakarta:Gaung Persada, 2009.


[1] Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya:Karya Utama, Tt).374
[2] Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang :Pustaka Riski Putra, 2011),7-9
[3] Triyo Supriyanto, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung:Refika Aditama,2008),5.
[4] Martinis Yamin Dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas,(Jakarta:6aung Persada, 2009), 3-5.
[5] Fatah Syukur, Manajemen............hal 5-7.

[6] ibid, 7-9.
[7] Triyo Supriyanto, Manajemen.....hal,6-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar